Bicara tentang keindahan alam Indonesia selalu asik dibahas. Budaya dan panorama alam yang indah selalu mempesona siapa saja yang datang dan selalu membawa kesan tersendiri. Kali ini saya bersama dengan istri berkunjung di ujung barat Indonesia. Kesempatan yang datang kepada kami untuk berkunjung ke ujung barat Indonesia tidak akan kami sia-siakan karena kami tau tempat ini menyimpan banyak cerita, budaya, pesona alam yang ada di darat dan di laut yang indah.
Di pulau Weh, Sabang ini selain pemandangan alam yang berupa laut dan bukit di pulau ini juga terdapat air terjun dan danau. Perjalanan ke Benteng Jepang kurang lebih 30 menit dari pelabuhan Sabang. Benteng Jepang ini adalah benteng pertahanan tentara Jepang saat perang dunia ke-2. Benteng yang berhadapan langsung dengan laut sangat strategis karena posisinya diatas bukit dan langsung berhadapan dengan laut lepas. Di benteng Jepang ini masih ada meriam yang tersisa sebagai bukti sejarah. Benteng Jepang ini masih terawat dengan baik. Jalan setapak menuju benteng ini telah di conblok. Pemadangan di benteng Jepang ini sangat indah, kita dapat melihat bukit dan laut lepas.
Kami melanjuti perjalanan plesir di ujung barat Indonesia ini menuju ikon land mark pulau Weh, Sabang. Land mark ini menjadi salah satu spot foto bagi pengunjung yang datang ke Sabang. Tempat ini selalu ramai di kunjungi oleh wisatawan yang ingin foto di depan tulisan “I Love Sabang”. Land mark ini berada di tengah taman di pinggir jalan. Dari land mark ini kita dapat melihat danau.
Saya dan istri pun harus mengambil jarak dari jauh untuk menyempatkan foto di tempat ini karena penuh oleh rombongan yang juga ingin berfoto di tempat ini. Meskipun demikian saya dan istri tetap menikmati perjalan kami. saya melihat danau yang luas dari tempat ini.
Selanjutnya kami melanjutkan plesir di ujung barat Indonesia menuju Tugu Kilometer Nol, Tugu yang menandakan titik awal wilayah bangsa Indonesia. Ujung pulau yang menjadi tujuan wisatawan yang datang ke pulau Weh, Sabang. Saat saya datang, tempat ini sedang dalam perbaikan dan pembuatan/pengerjaan tugu yang lebih besar. Ditempat ini pun sangat ramai oleh pengunjung yang ingin berfoto di depan land mark Tugu Kilometer Nol, jadi kami pun harus bergantian. Rute untuk menuju Tugu Kilometer Nol sangat sayang untuk tidak di nikmati karena kami melintasi hutan dengan jalan yang berkelok. Di sisi jalan bahkan di tengah jalan masih banyak kera hutan yang berkeliaran dijalan dan ini menjadi daya tarik selama perjalanan kami menuju Tugu Kilometer Nol. Ditempat ini banyak penjual suvenir berupa baju, kerajinan tangan dan warung makan. Kami menyempatkan foto dan membeli baju untuk kenang-kenangan.
Lanjut wisata di pulau Weh, kami beristirahat di pantai Pasir Hitam untuk makan siang, Pantai yang langsung berhadapan dengan selat Malaka. Sambil menikmati makan siang kami dapat melihat kapal besar yang melintasi selat ini, benar benar pengalaman yang mengesankan. Pantai Pasir Hitam ini landai dan berpasir putih.
Ditempat ini kami hanya sebentar, selanjutnya kami lanjut ke tujuan terakhir yaitu menikmati alam bawah laut di pulau Rubiah. Pulau ini terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Dipulau ini banyak hidup ikan paruh kakatua. untuk mencapai pulau Rubiah ini kami menaiki kapal nelayan dari pantai Iboih.
Untuk melihat ikan paruh kakatua saya tidak perlu menuju ke tengah laut, karena ikan ini banyak sekali berenang dikarang pinggir pantai. Pulau Rubiah memang terkenal dengan ikan paruh kakatuanya. Air laut yang jernih memudahkan kita untuk melihat ikan dengan jelas dari atas dermaga. Ikan laut yang beraneka warna banyak berenang di karang pinggir pantau. Perlu diketahui untuk yang ingin snorkling di tempat ini terutama di karang pinggir pantai harus hati hati karena banyak bulu babi yang bersembunyi di sela karang. Saya pun merasakan sakitnya tertusuk duri bulu babi dikaki… rasanya mantap sakiiittt. Jika tertusuk duri bulu babi tidak perlu panik, meski sakit coba berpikir tenang… obat pertama adalah siram air kencing sendiri atau segera lapor ke petugas pantai. Biasanya mereka akan mengguyurkan air cuka dibagian yang tertusuk duri bulu babi. Di pantai Iboih ini banyak penginapan di pinggir pantai dengan tarif permalam yang berbeda tergantung fasilitasnya.
Setelah puas main air di Pulau Rubiah saya kembali ke Pasir Hitam untuk bermalam. Kami neginap di Resort POINT. Ada beberapa Resort yang memberikan fasilitas AC, Air panas, TV dengan view laut. Listrik di sini nonstop 24 jam.
Plesir di ujung barat Indonesia membuat saya bangga menjadi bagian bangsa ini. Negeri yang indah dengan pesona alam dan budaya yang beraneka ragam. Sungguh sayang jika alam negeri ini dirusak dan tidak bisa dinikmati lagi. Ini baru bagian barat bagaimana Indonesia bagian tengah dan timur, pasti punya cerita sendiri. Yuk.., jelajahi negeri ini dan kita siarkan ke indahannya. Membuang sampah dan tidak mencoret-coret salah satu langkah mudah untuk melestarikan alam.
Pengambilan (Copy paste) tulisan dan foto yang ada di dalam artikel ini tanpa ijin atau tanpa menjelaskan sumber (backlink) adalah hal yang tidak terpuji.
Penulis.
Ade Haris S (lalerijo.com)
Semua tempat berkesan.